Pemkab Semarang Berencana Perpanjang Penutupan Pasar Hewan

By Abdi Satria


nusakini.com-Ungaran- Untuk mengantisipasi semakin merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ruminansia, Pemerintah Kabupaten Semarang berencana memperpanjang penutupan pasar hewan di seluruh wilayah.

Hal itu disampaikan Bupati Semarang Ngesti Nugraha usai meninjau dua kandang komunal sapi di Desa Kalisidi, Ungaran Timur, Rabu (1/6/2022) siang. Ditemani Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan dan Kades Kalisidi, bupati melihat langsung kondisi puluhan ternak sapi perah yang terjangkit PMK.

Saat kunjungan tersebut, puluhan peternak mengeluhkan kondisi wabah penyakit, yang berpotensi mendatangkan kerugian puluhan juta rupiah.

Dihadapan peternak, bupati mengungkapkan rasa prihatin atas bencana nonalam itu. Menurutnya, pihaknya akan terus berupaya menekan penyebaran PMK dengan berbagai cara dan kerja sama antarinstansi.

“Penutupan seluruh pasar hewan sampai 6 Juni mendatang direncanakan akan diperpanjang. Hal itu untuk mengendalikan lalu lintas ternak dari luar daerah agar tidak mudah masuk ke Kabupaten Semarang,” ujar bupati.

Ditambahkan, pihaknya juga akan membentuk satuan tugas (satgas) penanganan PMK. Pembentukan satgas itu akan dibahas lebih lanjut bersama Forkompimda dan instansi terkait.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan Kabupaten Semarang Wigati Sunu menjelaskan, PMK pertama kali teridentifikasi pada pertengahan Mei lalu. Sampai dengan akhir Mei, tercatat ada 494 ekor sapi yang diduga (suspect) PMK. Dari jumlah itu, sebanyak lima ekor terkonfirmasi dan dua ekor mati.

Disampaikan, Kecamatan Bawen menjadi satu-satunya wilayah zona merah PMK, karena telah terkonfirmasi kasusnya. Sedangkan kecamatan suspect PMK, antara lain Kecamatan Pringapus, Ungaran Barat, Ambarawa, Tuntang, Pabelan, Getasan, Tengaran, Susukan, Suruh, dan Kaliwungu.

“Penanganan ternak yang diduga terjangkit, dilakukan oleh dokter hewan dan tenaga para medis hewan, dengan memberikan vitamin dan obat-obatan,” terangnya.

Kepala Desa Kalisidi Dimas Prayitno menjelaskan, satgas PMK desa terus melakukan pemantauan penyebaran penyakit ini. Populasi sapi di Kalisidi sebanyak 360 ekor di enam kandang komunal dan 300 ekor di kandang perorangan.

“Sebanyak 210 ekor sapi diduga terjangkit PMK dan dua ekor mati. Hanya dua kandang komunal yang masih steril dari virus PMK,” rincinya. (rls)